Agresivitas kompetitif
(Competitive Agressiveness) merupakan
salah satu dari lima indikator kewirausahaan (entrepreneurship) . Keempat indikator lainnya meliputi innovativeness, risk taking, autonomy,
dan proactiveness. Agresivitas
kompetitif (competitive agressiveness)
didefinisikan sebagai upaya perusahaan untuk mengungguli pesaingnya secara
langsung atau kecenderungan suatu perusahaan untuk secara langsung dan intens
menantang pesaingnya guna meningkatkan posisinya atau untuk mengungguli pesaing
di pasar. Fenomena agresivitas kompetitif (competitive agressiveness) ditandai dengan reaksi atau tanggapan perusahaan
terhadap tindakan pesaing dan mengekploitasi kekuatan perusahaannya serta membandingkannya
dengan kekuatan pesaing . Dengan demikian sebuah perusahaan yang memiliki agresivitas
kompetitif akan terus menilai, mengevaluasi, dan memantau kondisi pesaingnya. Oleh
karena itu, kelemahan dari pesaing akan diidentifikasi dan kekuatan perusahaan
pesaing dapat diketahui oleh perusahaan. Perusahaan
yang sangat agresif melihat pesaing sebagai musuh yang harus ditaklukkan,dimana
agresivitas dapat diimplementasikan melalui mobilisasi sumber daya serta melakukan
serangan langsung terhadap pesaing dengan tujuan untuk menguasai pasar mereka, mengeliminasi kekuatan
kompetitif mereka, atau membangun keunggulan melalui taktik ofensif yang
berkelanjutan . Berbeda dengan proaktif, agresivitas kompetitif memobilisasi
penilaian pesaing yang berkelanjutan di atas penilaian lingkungan sehingga upaya
untuk mengeksploitasi kekuatan perusahaan sangat tinggi dan kelemahan pesaing terus dicari dan dimanfaatkan dengan tujuan
untuk melemahkan upaya pesaing di pasar . Contoh
manifestasi dari strategi bersaing yang agresif tersebut antara lain persaingan
harga yang agresif, memasuki pasar dengan penawaran baru atau yang lebih
unggul, mengikuti pesaing dengan cepat masuk ke pasar, terus-menerus
mengeksploitasi informasi, memperkenalkan produk baru yang inovatif untuk
mengungguli produk pesaing dan menggunakan taktik baru sebagai bentuk kejutan kepada
pesaing. Langkah agresif dapat mencakup pemotongan harga, peningkatan
pengeluaran untuk pemasaran, meningkatkan kualitas produk dan pelayanan serta
peningkatan kapasitas produksi.. Selain itu, agresifitas untuk memperoleh
pangsa pasar dan pelanggan dengan memanfaatkan kelemahan pesaing dan
meningkatkan kinerja Fenomena “Perang Cola" antara
Coca-Cola dan Pepsi-Cola di berbagai
bidang merupakan salah satu contoh yang menarik untuk melihat bentuk agresivitas
kompetitif (competitive agressiveness) yang
disajikan pada penggalan case di
bawah ini : Coca-Cola
didirikan pada tahun 1800-an. Menguasai 44% pasar minuman ringan dunia.
Beberapa produknya yang kita kenal saat ini meliputi Coke Classic, Diet Coke ,Sprite
,Caffeine Free Diet Coke , Dasani, Fanta, Fruitopia, Hi-C, Minute Maid, dan Mr.
Pibb. Pesaing utamanya adalah Pepsi-Cola yang menguasai 31,8% pasar di industri minuman
ringan dan menempati urutan kedua
setelah Coca-Cola. Pepsi Cola memiliki empat produk andalan dari beberapa
produk miliknya seperti, Pepsi ,
Mountain Dew , Diet Pepsi, Sierra Mist ."
Coca-Cola dan Pepsi biasanya merilis produk baru secara bersamaan. Misalnya, pada tahun 2003
ketika Coca-Cola memperkenalkan Vanilla Coke dan Sprite Re-Mix, Pepsi secara
bersamaan melawan dengan memperkenalkan Mountain Dew Live Wire, Pepsi Blue, dan
Sierra Mist.
"Perang cola" juga terjadi
di front internasional. Misalnya, India, negara dengan lebih dari satu miliar
pelanggan potensial, telah menjadi salah satu medan pertempuran terbaru. Selama
lima tahun, kedua perusahaan telah memperjuangkan hak untuk menggunakan bintang
kriket sebagai sponsor, mendanai film "Bollywood", dan untuk
mengamankan hubungan online (Yahoo! India dengan Pepsi; Hungama dengan
Coca-Cola). Kedua perusahaan tersebut telah menayangkan iklan untuk merebut pasar .
Demikian juga, ketika China telah membuka perbatasannya untuk perdagangan
internasional, Coca-Cola dan Pepsi secara agresif bergerak untuk membangun diri
mereka sendiri. Kedua perusahaan telah bergerak secara agresif untuk membangun
jaringan distribusi, manufaktur, dan pembotolan di Cina.
"Perang cola" juga
memasuki dunia musik digital. Misalnya, pada tahun 2004, ketika Coca-Cola meluncurkan
www.mycokemusic dalam upaya untuk memasuki pasar media digital online yang
berkembang pesat, Pepsi segera membalas dengan melakukan promosi dengan iTunes Apple Sponsor olahraga telah menjadi
bagian tak terpisahkan dari strategi pemasaran Coke dan Pepsi.. Pada tahun 2003, divisi minuman
Pepsi-Cola menghabiskan sekitar $77 juta dan Coca-Cola menghabiskan sekitar $64
juta
Bentuk agresivitas kompetitif (competitive agressiveness) tersebut
tidak hanya terjadi pada perusahaan besar, namun dapat juga terjadi pada
perusahaan skala menengah dan kecil. Sebagai seorang wirausaha, agresivitas
kompetitif adalah perspektif yang berwawasan ke depan dengan berupaya mencari
peluang. Perusahaan bertindak untuk mengantisipasi tren dan tuntutan masa depan
dengan berusaha memanfaatkan peluang untuk mendapatkan keuntungan . |