Dalam proses pembelajaran,hasil evaluasi belajar dan penilaian tidak hanya didasarkan pada kemampuan akademik peserta didik semata, tetapi juga berdasarkan sikap dan tingkah laku merekaterhadap guru. Tidak sedikit peserta didik yang tidak tahu bagaimana seharusnya bersikap terhadap gurunya. Terkadang beberapa dari sikap dan perkataan mereka dianggap kurang sopan namun mereka tidak menyadari hal tersebut.

Kecenderungan pendidikan saat ini lebih condong pada sistem pendidikan sekuler yang lebih menekankan pada aspek kognitif, sehingga lebih nampak pada kebutuhan materi dan teori yang harus dikuasai dari pada internalisasi  nilai-nilai  ilmu  itu  sendiri.  Fenomena  di  atas  berakibat  pada kurang  diperhatikannya  etika  dalam  proses  pendidikan,  sehingga menghasilkan peserta didik yang berpengetahuan tetapi tidak mampu mengambil manfaat dari ilmu yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

Kebutuhan terhadap penanaman etika dalam dunia pendidikan merupakan respon terhadap fenomena pendidikan Indonesia yang telah gagal membangun karakter. Penilaian ini didasarkan pada banyaknya lulusan sekolah dan sarjana yang cerdas  secara  intelektual,  namun  tidak  bermental  tangguh  dan  berperilaku baik, terutama mengenai aspek perilaku murid pada gurunya.

Etika harus diajarkan sejak dini agar siswa mengetahui siapa dirinya dan kepada siapa saja mereka harus hormat, sehingga nantinya akan tampak jelas peran orang tua dan guru dalam mendidik serta akan tampak bagaimana mereka merealisasikan ilmu yang telah didapat dalam kehidupan sehari-hari.

Keberhasilan dunia pendidikan tidak dapat terlepas dari peran guru. Tanpa kehadirannya tujuan pendidikan tidak akan tercapai dan manusia berkualitas tidak akan tercipta. Mereka tulus mendidik dan memberikan ilmu kepada kita tanpa mengharap imbalan apapun. Seorang guru rela membagikan ilmu yang dia punya kepada murid yang diajarnya. Tentu saja dengan harapan para murid daapat meraih cita-cita mereka.

Maka dari itu, guru disebut pahlawan tanpa tanda jasa. Oleh sebab itu, seorang murid memang sudah sepantasnya untuk menghormati guru. Inilah beberapa contoh cara menghormati guru di sekolah dengan baik dan benar:

1. Mendengarkan Materi Pelajaran yang Disampaikan Guru 

Contoh cara menghormati guru yang pertama adalah selalu mendengarkan materi yang disampaikan. Saat guru mengajar maka murid harus selalu mendengar dan memperhatikannya. Bila perlu bisa mencatat poin-poin penting materi pelajaran yang disampaikan. Jangan pernah sekali-kali mengobrol, bermain ataupun tidur ketika guru sedang menjelaskan di depan kelas. Jika melakukan aktivitas seperti itu sama halnya sedang meremehkan guru. 

2. Memberi Salam 

Seiring berjalannya waktu, budaya memberi salam kepada guru mulai luntur. Padahal budaya seperti ini merupakan wujud kesopanan dalam menghargai orang lain. Namun, ada  juga yang terus melakukan budaya memberi salam hingga saat ini. Dimana setiap guru masuk kelas untuk mengajar  dan keluar kelas semua murid akan memberi salam. Meski cukup sederhana, guru akan merasa dihormati dan dihargai oleh murid-muridnya. 

3. Selalu Mengerjakan Tugas yang Diberikan Guru

Selalu mengerjakan tugas merupakan salah satu contoh cara menghormati guru yang mudah dilakukan. Ketika guru memberi tugas maka murid harus selalu mengerjakan tugas tersebut dengan baik. Jika semua siswa mengerjakan tugas yang diberikan, guru akan merasa dihormati sebagai tenaga pengajar. Selain itu, guru menjadi lebih semangat membimbing muridnya. 

4. Menaati Perintah Guru 

Contoh cara menghormati guru di sekolah selanjutnya yaitu selalu mentaati perintah guru. Guru tidak hanya menginginkan semua muridnya menjadi sosok yang pintar dan berguna tetapi juga berperilaku baik. Jika ada yang berperilaku kurang baik guru akan selalu memberi nasihat. Dengar semua nasihat yang disampaikan guru dan taati perintahnya. 

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved