Pendidikan sebagai upaya memahami nilai-nilai yang dijadikan acuan  dalam  berperilaku,  tidak  dapat  dipisahkan  dari  kondisi  sosial  dan kultural masyarakat di lingkungannya. Kondisi sosial dan kultural masyarakat dewasa  ini  menuntut  sistem  pendidikan  yang  lebih  responsif  terhadap persoalan nyata yang dihadapi oleh masyarakat. Dalam kehidupan masyarakat yang   semakin   maju   dengan   tuntutan  hidup   yang   tinggi,   maka   dunia pendidikan juga dituntut untuk menghasilkan generasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat tersebut, terutama menghasilkan kader yang dapat meningkatkan pencapaian di bidang materi. Akibatnya orientasi lembaga pendidikan kurang memperhatikan keseimbangan antara aspek intelektual dan etika.

Kecenderungan pendidikan saat ini lebih condong pada sistem pendidikan sekuler, yang lebih menekankan pada aspek kognitif, sehingga lebih nampak pada kebutuhan materi dan teori yang harus dikuasai dari pada internalisasi  nilai-nilai  ilmu  itu  sendiri.  Fenomena  di  atas  berakibat  pada kurang  diperhatikannya  etika  dalam  proses  pendidikan,  sehingga menghasilkan peserta didik yang berpengetahuan tetapi tidak mampu mengambil manfaat dari ilmu yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

Kebutuhan terhadap penanaman etika dalam dunia pendidikan merupakan respon terhadap fenomena pendidikan Indonesia yang telah gagal membangun karakter. Penilaian ini didasarkan pada banyaknya lulusan sekolah dan sarjana yang cerdas  secara  intelektual,  namun  tidak  bermental  tangguh  dan  berperilaku baik, terutama mengenai aspek perilaku murid pada gurunya.

Tentu sudah sepantasnya murid memiliki adab serta etika yang baik di hadapan gurunya. Dengan bersikap baik, tentunya ilmu yang disampaikan oleh guru akan lebih mudah untuk diterima dan bermanfaat bagi kehidupan murid tersebut.

Berikut ini adab dan etika yang harus dimiliki seorang murid terhadap gurunya :

1. Taat kepada Guru

Guru adalah seorang pendidik sekaligus orang tua disekolah, Oleh karena itu seorang siswa tidak hanya taat dan patuh kepada aturan sekolah tetapi juga kepada guru. Misalnya mengerjakan tugas tepat waktu. Mendengarkan setiap nasihat-nasihat yang diberikan guru, mendengarkan apa yang dilarangnya selama itu dalam hal-hal yang baik. Setiap guru tentunya tidak akan menjerumuskan siswanya kepada hal-hal yang tidak baik.

2. Memberi Salam

Selain sebagai bentuk kesopanan, memberikan salam juga merupakan salah satu cara untuk mempererat hubungan antara murid dan guru. Sama halnya dengan Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun atau biasa kita kenal dengan 5S. Salam juga merupakan salah satu sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah Shallalahu’alaihi wa sallam. Meskipun salam termaksud sunnah namun menjawab salam adalah wajib hukumnya, salam juga merupakan salah satu bentuk tanda cinta. 

\"Kalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman, dan tidak dikatakan beriman sebelum kalian saling mencintai. Salah satu bentuk kecintaan adalah menebarkan salam antar sesama muslim\" ( H. R Mu slim No.54)

3. Memberikan Perhatian

Memberikan perhatian yang dimaksud disini adalah dalam proses pembelajaran atau penerimaan materi yang dimana siswa harus memperhatikan apa yang sedang disampaikan oleh guru, hal ini merupakan etika siswa dalam pembelajaran yang harus dibiasakan dan penting ditanamkan dalam diri siswa. Selain itu dengan memperhatikan guru, seorang siswa akan lebih paham tentang materi pelajaran.

4. Tidak Mencari Kekurangan, 

Setiap manusia tentunya tidak ada yang sempurna, begitu pula dengan seorang guru yang tak luput dari kesalahan. Misalnya dalam cara mengajar guru, kendala yang didapatkan pada saat mengajar, atau penguasaan materi yang terbatas ditambah lagi jika guru sudah memasuki usia lanjut. Tidak perlu mencari- cari kekurangan, kesalahan bahkan kekurangan guru karena di balik kekurangan itulah beliau selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik kepada siswanya.

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved