Sebagai tenaga pendidik profesional, guru haruslah memenuhi beberapa persyaratan kompetensi dan juga keahlian untuk dapat menjalankan tugas serta kewenangannya secara profesional. Akan tetapi, kenyataan yang terjadi dapat dikatakan masih sangat jauh dari apa yang diharapkan dan direncanakan. Permasalahan ini masih ditambah dengan adanya berbagai tantangan dalam dunia pendidikan khususnya para tenaga pendidik di era globalisasi dengan pesatnya perkembangan teknologi seperti sekarang. Banyak guru yang masih belum mengetahui sikap dan tindakan yang harus dia lakukan ketika menghadapi permasalahan tersebut sehingga menunjukan bahwa masih sedikit guru yang mengerti tentang kode etik profesi seorang guru. Hal ini pula lah yang menunjukan masih rendahnya tingkat profesionalitas seorang guru.

Kode etik merupakan rumusan etika kerja yang disepakati bersama. Kode etik akan menjadi rujukan untuk mewujudkan perilaku etika dalam melakukan  tugas-tugas pekerjaan. Dengan kode etik itu pula perilaku para pekerja akan dikontrol, dinilai, diperbaiki, dan dikembangkan. Semua anggota harus menghormati, menghayati, dan mengamalkan isi dari semua kode etik yang telah disepakati bersama. Dengan demikian akan terciptanya suasana yang harmonis dan semua anggota akan merasakan adanya perlindungan dan rasa aman dalam melakukan tugas-tugasnya.

Tugas seorang guru tidak hanya sebatas menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik saja, tetapi bagaimana seorang guru mampu mengubah akhlak peserta didik menjadi lebih baik. Dan untuk mencapai tujuan perubahan tersebut maka guru harus memiliki etika dalam mengajar. 

Etika sangat diperlukan sebagai landasan perilaku kerja para guru dan tenaga kependidikan lainnya. Dengan etika kerja yang dimiliki, maka suasana dan kualitas kerja dapat diwujudkan sehingga menghasilkan kualitas pribadi dan kinerja yang efektif, efisien, dan produktif. Etika kerja lazimnya dirumuskan atas kesepakatan para pendukung pekerjaan itu dengan mengacu pada sumber-sumber dasar nilai dan moral.

Sikap seorang guru terhadap peserta didik memengaruhi kinerjanya secara keseluruhan. Menjadi seorang guru bisa sangat melelahkan. Terkadang, mudah untuk membiarkan hal ini memengaruhi sikap guru di dalam kelas. Namun, penting untuk mempertahankan sikap positif karena hal itu dapat meningkatkan kemampuan guru untuk membantu anak-anak belajar dan memahami materi baru.

Sikap seorang guru umumnya mengacu pada wataknya, meskipun ada faktor lain juga. Sikap meliputi tingkat antusiasme guru, akal, kemauan untuk membantu dan pengetahuan tentang materi yang akan diajarkan. Semua ini memainkan peran penting dalam kinerja kelas secara keseluruhan.

Penelitian dari American Council on the Teaching of Foreign Languages ??mengatakan bahwa guru yang efektif memiliki empat ciri sikap berikut: mereka menganggap diri mereka efektif; mereka percaya semua siswa mereka dapat belajar; mereka melihat gambaran besar dan tujuan luas dari sistem pendidikan; dan mereka fokus pada orangnya, bukan hanya angkanya. Kecenderungan menuju tes berbasis hasil membuat sulit bagi beberapa guru untuk fokus pada kebutuhan tiap siswa, terutama ketika guru juga diminta untuk meningkatkan nilai angka pada tes standar.

Dalam proses pendidikan, sikap dan etika guru memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan kepribadian siswa. Perilaku yang baik dari seorang guru bukan hanya cakap dan terampil dalam memberikan materi di depan kelas, namun harus lebih dari itu karena seorang guru merupakan teladan sekaligus mitra bagi muridnya. Guru harus berhati-hati menjaga sikap, perilaku, penampilan dan tutur kata di mana pun guru berada. Jika guru mengabaikan hal tersebut, maka akan berimplikasi negatif bagi perkembangan perilaku para muridnya.

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved