Sikap kerja dapat dijadikan indikator sebuah pekerjaan dapat berjalan lancar atau tidak, masalah antar karyawan ataupun atasan dapat mengakibatkan terabaikannya sikap kerja. Indikator karyawan yang merasa puas pada pekerjaannya biasanya akan bekerja keras, jujur, tidak malas dan ikut memajukan perusahaan. Sebaliknya karyawan yang tidak puas pada pekerjaannya akan bekerja seenaknya, mau bekerja kalau ada pengawasan, tidak jujur, yang akhirnya dapat merugikan perusahaan.

Salah satu faktor yang dapat memengaruhi sikap kerja seorang karyawan yaitu karakteristik pekerjaan yang tengah dijalani. Karakteristik pekerjaan adalah sebuah pendekatan dalam merancang pekerjaan yang menunjukkan bagaimana pekerjaan dideskripsikan ke dalam lima dimensi inti yaitu keanekaragaman keterampilan, identitas tugas, arti tugas, otonomi dan umpan balik (Robbins dan Judge, 2007).

Karyawan cenderung lebih puas dan berkomitmen dalam pekerjaan yang melibatkan karakteristik tertentu. Kemampuan untuk menggunakan berbagai keterampilan, memiliki otonomi di tempat kerja, menerima umpan balik tentang pekerjaan, dan melakukan tugas yang signifikan adalah beberapa karakteristik pekerjaan yang terkait dengan kepuasan dan komitmen. Namun, kehadiran faktor-faktor ini tidak penting untuk semua orang. Beberapa orang memiliki kebutuhan pertumbuhan yang tinggi. Karyawan ini cenderung lebih puas ketika pekerjaan mereka membantu membangun keterampilan baru dan meningkatkan. 

Pengaruh kuat terhadap tingkat kepuasan kita adalah seberapa adil kita diperlakukan. Orang-orang memperhatikan keadilan kebijakan dan prosedur perusahaan, perlakuan yang adil dan baik dari supervisor, dan keadilan gaji mereka dan imbalan lain yang mereka terima dari perusahaan. 

Keadilan organisasi dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori:

(1) prosedural (keadilan dalam cara kebijakan dan proses dijalankan)

(2) distributif (alokasi sumber daya atau kompensasi dan manfaat), dan

(3) interaksional (tingkat di mana orang diperlakukan dengan bermartabat dan hormat).

Akar dari keadilan organisasi adalah kepercayaan, sesuatu yang lebih mudah rusak daripada memperbaiki jika rusak.

Kontrak psikologis adalah pemahaman informal yang tak terucapkan bahwa seorang karyawan akan menyumbangkan hal-hal tertentu kepada organisasi (misalnya, kemampuan kerja dan sikap bersedia) dan akan menerima hal-hal tertentu sebagai imbalannya (misalnya, gaji dan tunjangan yang wajar). Di bawah kontrak psikologis, seorang karyawan mungkin percaya bahwa jika dia bekerja keras dan menerima evaluasi kinerja yang baik, dia akan menerima bonus tahunan, kenaikan gaji dan promosi berkala, dan tidak akan diberhentikan. Sejak tren \"perampingan\" selama 20 tahun terakhir, banyak komentator telah menyatakan bahwa kontrak psikologis lebih sering dilanggar daripada tidak.

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved