Kompetensi kepribadian guru sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribadi para peserta didik. Kompetensi kepribadian ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa pada umumnya.

Ruang lingkup kompetensi kepribadian guru dalam pendidikan Islam menyatakan bahwa seorang guru harus meneladani Rasulullah, dalam arti tujuan, tingkah laku, dan pola pikirnya bersifat Rabbani; ikhlash dalam bekerja atau bekerja karena mencari ridlo Allah SWT; menjaga harga diri dan kehormatan; menjadi teladan bagi para peserta didiknya; menerapkan ilmunya dalam bentuk perbuatan; sabar dalam mengajarkan ilmunya kepada peserta didik dan tidak mau meremehkan mata pelajaran lainnya.

Menurut Al Ghazali, sebagaimana dikutib oleh Muhaimin menyatakan bahwa, kompetensi personal-religius meliputi: (

1) kasih sayang terhadap peserta didik dan memperlakukannya sebagaimana anaknya sendiri

2) peneladanan pribadi Rasulullah Saw

3) bersikap objektif

4) bersikap luwes dan bijaksana dalam menghadapi peserta didik

5) bersedia mengamalkan ilmunya.

Mengenai kompetensi kepribadian seorang guru minimal dapat dijelaskan dalam beberapa kepribadian yaitu; pertama, mempunyai kematangan. Kedua, dewasa artinya Tugas mendidik antara lain, harus dilakukan bagi seorang pendidik yang sudah dewasa, baik dewasa dalam ilmunya dan juga umurnya.

Ketiga, arif dan bijaksana artinya Allah memerintahkan umat Islam untuk mengembangkan sikap arif dan bijaksana dalam melakukan dan menyelesaikan suatu aktivitas, seperti mengajar, mendidik para murit-muritnya (berdiskusi dan bermusyawarah) serta bertawakal kepada Allah Swt.

Keempat, berwibawa diartikan sebagai sikap atau penampilan yang dapat menimbulkan rasa segan dan hormat, sehingga anak didik merasa memperoleh pengayoman dan perlindungan. Kelima, menjadi suri tauladan yang baik (Uswatun hasanah) artinya Seorang guru adalah sebagai panutan para murit-muritnya. Keenam, berakhlak mulia.

Akhlaq merupakan fitrah bagi setiap insan. Diatasnyalah risalah Islam tumbuh dan karenalah Rasulullah saw diutus. Allah telah memuji utusan-Nya tersebut sebagai sosok yang memiliki kesempurnaan akhlak mulia. Aisyah mengatakan ”Akhlak beliau adalah Al-Qur’an”. Seorang pendidik harus memiliki akhlak yang  baik dan terpuji agar dapat menarik simpati masyarakat dan bisa bersabar dalam menghadapinya. Jika seorang pendidik, tidak berakhlak mulia, ilmu dan amalnya tidak akan bermanfaat.

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved